Jika kita mengunjungi pameran dirgantara yang diselenggarakan Penerbad bertepatan dengan ulang tahun emas Penerbad beberapa waktu lalu. Bisa jadi kita telah mengenal Indoflyer, karena komunitas tersebut memang mengisi salah satu stand pameran di tempat tersebut. Dalam acara yang banyak dikunjungi masyarakat Kota Lumpia tersebut Indoflyer Semarang melakukan sharing pengetahuan dan pameran. Kegiatannya berupa pameran diecast (miniatur pesawat), pameran foto, dan mencoba simulasi pesawat.
Indoflyer sendiri merupakan komunitas pecinta dunia penerbangan pertama dan terbesar di Indonesia, yang mengumpulkan beragan hobi di dalam komunitasnya. Hobi-hobi yang tergabung dalam Indoflyer meliputi: Aviation photography, permainan simulasi pesawat terbang, diecast, pesawat radio control, aeromodelling, hingga ke forum diskusi seputar dunia dirgantara.
“Awalnya, rencana untuk membentuk suatu komunitas pecinta dunia penerbangan yang mewadahi semua hobi dan kegiatan penerbangan ini dimulai pada tahun 2004. Pada mulanya hanya berupa forum diskusi. Semakin hari, semakin bertambahnya anggota yang mempunyai minat dan ketertarikan yang berbeda-beda, maka pada pertengahan 2004 akhirnya dikembangkan untuk mewadahi beragam minat dan keinginan tersebut,” jelas Ari Wibowo salah seorang dedengkot Indoflyer Semarang.
Selain melakukan kegiatan diskusi online, Indoflyer juga rajin melaksanakan kegiatan di dunia nyata. Hal ini untuk mengakomodir aktivitas dan keinginan anggota terutama yang terkait dengan hobi dan minat dari para anggota, semisal: Outing (kunjungan) ke instansi-instansi penerbangan, kegiatan photography, Flight Simulator training, dan cuci pesawat, serta termasuk juga beberapa kegiatan yang bekerja sama dengan pihak lain, seperti seminar, online gaming, pameran, dan juga workshop.
“Awalnya saya bergabung karena memang menaruh minat di dunia penerbangan secara umum. Hingga akhirnya saya menemukan indoflyer dari mesin pencari internet yang sangat terpercaya. Selepas itu, saya jadi memahami bahwa dunia penerbangan bukan hanya salah satu pilihan moda transportasi saja, masih banyak hal lain yang sangat bermanfaat. Lewat forum diskusi itu, saya jadi paham mengapa penggunaan telepon genggam sangat dilarang atau mengapa ketika pada penerbangan malam, saat proses take-off dan landing lampu kabin harus dimatikan,” ungkap Ari yang bergabung Indoflyer sejak tahun 2005 ini.
“Tidak hanya ilmu, lewat Indoflyer pun saya mendapat hiburan, hingga keranjingan permainan simulasi pesawat terbang, yang lebih dikenal sebagai ‘pilot meja’. Kemudian yang tidak kalah menariknya adalah kegiatan mencuci pesawat. Meskipun baru dilaksanakan di Jakarta dan Denpasar, kegiatan tersebut sangat menyenangkan. Tentunya yang dicuci adalah pesawat yang sudah diabadikan menjadi monumen,” tambah cowok yang masih tercatat sebagai mahasiswa Udinus ini.
Atau ketika musim haji tiba, para penggemar fotografi berbondong-bondong menuju embarkasi haji terdekat untuk mengabadikan pesawat super besar yang mengantar rombongan jema’ah haji, yang hanya setahun sekali itu. Sekaligus kopdar dengan sang kapten kapal udara tersebut. “Untuk anggota Indoflyer di Semarang sendiri biasanya berkumpul pada akhir Minggu Sore di anjungan Bandara Ahmad Yani. Sekadar berburu foto atau ngobrol. Bahkan salah seorang anggota, Yoyo, mengaku kecanduan bau Avtur,” tambahnya.
Anggota Indoflyer datang dari berbagai profesi, mulai dari siswa sekolahan hingga pilot senior, dari petugas bandara hingga siswa sekolah penerbangan. Bahkan tidak sedikit yang bergabung hanya untuk menambah teman terbang di simulasi pesawat. Para anggota bebas memberikan komentar, pendapat, kritik, pertanyaan atas topik yang dibahas di forum Indoflyer. Kemudian dari situ mereka mendapat referensi atau masukan dari yang lain.
Selasa, 22 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar